BELAJAR TUNTAS
Belajar tuntas (mastery learning) adalah filosofi pembelajaran yang berdasar pada anggapan bahwa semua siswa dapat belajar bila diberi waktu yang cukup dan kesempatan
belajar yang memadai. Selain itu, dipercayai bahwa siswa dapat mencapai
penguasaan akan suatu materi bila standar kurikulum dirumuskan dan dinyatakan dengan jelas,
penilaian mengukur dengan tepat kemajuan siswa dalam suatu materi, dan
pembelajaran berlangsung sesuai dengan kurikulum. Dalam metoda belajar tuntas, siswa
tidak berpindah ke tujuan belajar selanjutnya bila ia belum menunjukkan
kecakapan dalam materi sebelumnya.
Belajar tuntas berdasar
pada beberapa premis, diantaranya:
·
Semua individu dapat
belajar
·
Orang belajar dengan
cara dan kecepatan yang berbeda
·
Dalam kondisi belajar
yang memadai, dampak dari perbedaan individu hampir tidak ada
·
Kesalahan belajar yang
tidak dikoreksi menjadi sumber utama kesulitan belajar.
Kurikulum belajar tuntas
biasanya terdiri dari beberapa topik berbeda yang mulai dipelajari oleh para
siswa secara bersamaan. Siswa yang tidak menyelesaikan suatu topik dengan
memuaskan diberi pembelajaran tambahan sampai mereka berhasil. Siswa yang
menguasai topik tersebut lebih cepat akan dilibatkan dalam kegiatan pengayaan
sampai semua siswa dalam kelas tersebut bisa melanjutkan ke topik lainnya
secara bersama-sama. Dalam lingkungan belajar tuntas, guru melakukan berbagai teknik pembelajaran, dengan
pemberian umpan balik yang banyak dan spesifik menggunakan tes diagnostik, tes
formatif, dan pengoreksian kesalahan selama belajar. Tes yang digunakan di
dalam metoda ini adalah tes berdasarkan acuan kriteria dan bukan atas acuan
norma.
Belajar tuntas tidak
berhubungan dengan isi topik, melainkan hanya dengan proses penguasaannya.
Metoda ini berdasar pada model yang dibuat oleh Benjamin S. Bloom, dengan penyempurnaan oleh James H. Block.
Belajar tuntas dapat dilakukan melalui pembelajaran kelas oleh guru, tutorial
satu per satu, atau belajar mandiri dengan menggunakan materi terprogram. Dapat
dilakukan menggunakan pembelajaran guru secara langsung, kerjasama dengan teman
sekelas, atau belajar sendiri. Di dalamnya diperlukan tujuan pembelajaran yang
terumuskan dengan baik dan disusun menjadi unit-unit kecil secara berurutan.
Dua permasalahan yang sering muncul dalam
pelaksanaan belajar tuntas:
·
Pertama, pengelompokan
dan pengaturan jadwal bisa memunculkan kesukaran. Guru sering merasa lebih
mudah meminta siswa untuk belajar dalam kecepatan tetap dan menyelesaikan tugas
dalam waktu tertentu dibandingkan bila ada variasi yang besar dalam kegiatan di
suatu kelas.
·
Kedua, karena siswa yang
lambat memerlukan waktu yang lebih banyak dalam standar minimum, siswa yang
cepat akan terpaksa menunggu untuk maju ke tingkat yang lebih tinggi.
Permasalahan-permasalahan
tersebut bukannya tidak bisa diatasi karena bisa diatur pemberian perhatian yang bersifat perorangan, menetapkan standar
yang tinggi tapi bisa dicapai, dan menyediakan materi tambahan bagi siswa yang
belajar dengan cepat.
sumber
http://id.wikipedia.org/wiki/Belajar_tuntas