Minggu, 30 September 2012

Asyiknya - Menulis karangan dari pengalaman




IDENTIFIKASI PROGRAM

Ringkasan materi: Program ini memberikan pemahaman tentang cara menulis karangan berdasarkan pengalaman, meliputi karangan yang bersumber dari pengalaman, jenis karangan dalam pengalaman, kerangka karangan,  yang paragraf awalnya dirumpangkan, karangan yang paragraf awal dirumpangkan, karangan yang satu paragraf tengahnya (isi) dirumpangkan, karangan yang satu paragraf akhirnya ( penutup) dirumpangkan dan menulis karangan pertama.

1.Jenis pengalaman dalam  karangan :
a. Pengalaman yang menyenangkan
b. Pengalaman  yang menyedihkan

2.Pengalaman yang menarik/menyenangkan :
Merupakaan kejadian atau peristiwa yang membuat pelaku merasa senang jika mengingat kejadian atau peristiwa yang dialaminya.

3. Pengalaman  yang menyedihkan :
             Merupakan kejadian atau peristiwa yang membuat pelaku merasa sedih dan berupaya untuk tidak mengingatnya.

Bagian kerangka dalam karangan :
a. Pembukaan : penjelasan dari penulis mengapa pengalaman itu ingin dijadikan sebuah karangan
b. Isi : penjelasan dari pengalaman   penulis dalam karangan
c. Penutup : kesan penulis tentang pengalamannya tersebut

Langkah menulis kerangka karangan isi :
a. Tulis pengalaman yang berkesan / menarik
b. Pilih pengalaman yang berkesan/ menarik
c. Tulis rincian dari pengalaman

Manfaat menulis kerangka ,untuk :
a. Mengembangkan karangan secara teratur
b. Mempermudah pikiran penjelas yang diperlukan
c. Menghindari pengulangan gagasan yang telah ditulis
d. Mempermudah pembaca dalam memahami suatu tulisan

Cara melengkapi bagian awal karangan yang rumpang :
a. Baca terlebih dahulu judul karangan
b. Baca bagian isi yang ada setelah paragraf yang dirumpangkan, sehingga  menjadi sebuah karangan yang padu dengan paragraf berikutnya

Cara melengkapi bagian tengah (isi) karangan yang dirumpangkan :
a. Baca terlebih dahulu judul karangan
b. Baca bagian awal yang merupakan bagian pembuka karangan
c. Baca bagian akhir yang merupakan bagian penutup karangan
d. Tulis bagian karangan yang rumpang sehingga menjadi sebuah karangan yang padu
Cara melengkapi bagian akhir (penutup) karangan yang dirumpangkan :
a. Baca terlebih dahulu judul karangan
b. Baca bagian awal yang merupakan bagian pembuka karangan
c. Baca bagian isi  yang merupakan bagian inti dalam  karangan
d. Tulis bagian yang rumpang yang terletak di akhir karangan sehingga menjadi sebuah karangan yang padu

AKTIFITAS YANG HARUS DILAKUKAN

Sebelum kamu menyaksikan program ini, sebaiknya dengarkan dulu informasi dari guru yang berkaitan dengan macam-macam pengalaman. Setelah itu cobalah identifikasi pengalaman yang menarik yang pernah kamu alami. Kemudian mencatat hal apa saja dan mengapa pengalaman yang telah kamu alami itu menarik.

Sumber-sumber pengalaman :
a. Pengamatan pancaindera
b. Wawancara

Langkah menulis karangan yang bersumber dari pengalaman :
a. mendata seluruh peristiwa secara runtut
b. mendata seluruh pelaku yang terlibat
c. keterangan suasana tempat kejadian
d. menentukan garis besar cerita yang hendak ditulis

Contoh-contoh jenis pengalaman :

1. Lucu : pengalaman mencari topi, padahal topi yang dicarinya di atas kepala (membuat orang yang terlibat tertawa)

2. Aneh : pengalaman bertemu dengan orang yang sudah meninggal (yang menyebabkan orang terlibat merasa antara percaya dan tidak)

3. Mendebarkan : pengalaman menunggu hasil ujian nasional (yang membuat denyut jantung berdebar dengan cepat)

4. Mengharukan : pengalaman melihat anak kecil yang berusaha selamat dari derasnya air sungai (yang membuat kita terharu,ia, melihat kejadian)

5. Memalukan : pengalaman jatuh dari sepeda di tengah keramaian. (membuat orang yang terlibat malu)

6. Menyakitkan : pengalaman dimarahi penjual nasi goreng karena lupa membayar (orang yang terlibat merasa sakit hati)

Pengalaman yang mendebarkan, mengharukan, memalukan, dan menyakitkan dapt dijadikan awal pengalaman yang menyedihkan.

Pengalaman yang lucu, aneh, mendebarkan, dan mengharukan merupakan pengalaman pribadi yang bisa dijadikan sumber karangan yang menyenangkan.

Manfaat menulis karangan berdasarkan pengalaman :
1. Mengurangi beban rasa kesedihan
2. Berbagi pengalaman dengan orang lain
3. Menjadi pelajaran hidup baik bagi diri pelaku maupun orang yang membacanya

TUGAS 1!

BUAT SEBUAH KARANGAN YANG BERSUMBER DARI PENGALAMANMU YANG MENYENANGKAN

Langkah-langkah :
a. Tentukan pengalaman yang menyenangkan yang pernah dialami
b. Data seluruh peristiwa secara runtut
c. Data seluruh pelaku yang terlibat
d. Lukiskan/gambarkan suasana dan tempat kejadian secara rinci dan jelas
e. Buatlah kerangka karangan
f. Kembangkan kerangka tersebut menjadi sebuah karangan

TUGAS 2!

BUAT SEBUAH KARANGAN YANG BERSUMBER DARI PENGALAMANMU YANG MENYEDIHKAN.

Langkah-langkah :
a. Tentukan pengalaman yang menyedihkan yang pernah dialami
b. Data seluruh peristiwa secara runtut
c. Data seluruh pelaku yang terlibat
d. Lukiskan/gambarkan suasana dan tempat kejadian secara rinci dan jelas
e. Buatlah kerangka karangan
f. Kembangkan kerangka tersebut menjadi sebuah karangan


Selamat belajar dan sukses


Sumber : buku Bahasa Indonesia Bahan penyerta untuk siswa MTs/SMP kelas III semester 1,Depdiknas Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan ,2007

Memindai/ scanning, gagasan utama dan jenis karangan




MEMBACA MEMINDAI (SCANNING)

Ringkasan materi :
Program ini memberikan pemahaman tentang cara membaca memindai (scanning) meliputi membaca kamus, kata-kata sukar, cara menemukan kata tertentu dalam kamus, makna kata tertentu secara tepat dengan konteks yang diinginkan, serta dapat menemukan kata-kata sukar dalam kamus secara cepat dan tepat
1.       Memindai :


Suatu teknik membaca untuk mendapatkan informasi dari bacaan yang lain, jadi langsung ke masalah yang dicari.
2.       Kamus :


Buku acuan yang memuat kumpulan kata, ungkapan, istilah, yang disusun menurut abjad beserta penjelasannya tentang makna dan pemakaiannya.
3.       Informasi dalam kamus :


a.       Lema atau entri yang berupa kata tunggal
b.      Semua tema atau entri disusun secara alfabetis
c.       Tiap lema ditulis dengan pemenggalan berdasarkan pedoman yang terinci
4.       Lema/entri :
Istilah untuk menyebut kata asal dalam kamus

5.       Cara menemukan kata dalam kamus :

a.       Tentukan kata yang akan dicari
b.      Cermati huruf pertama
c.       Untuk kata jadian, cermati kata dasarnya
d.      Pilih salah satu abjad yang sudah ditemukan
e.      Cari lema yang sudah tersusun secara alfabetis
f.        Pilih makna yang sesuai dengan konteks yang diinginkan

6.       Tajuk :
Daftar berisi sejumlah besar data informasi berupa kata-kata atau bilangan yang tersusun secara bersistem, urut ke bawah dalam lajur dan deret tertentu dengan garis pembatas, sehingga dengan mudah disimak.

7.       Jenis kata:
Kategori kata atau kelas kata ( kata benda, kata kerja, kata sifat)

8.       Ucapan :
Kata yang diucapkan, ujaran, lafal, sebutan

9.       Ejaan :
Kaidah cara menggambarkan bunyi (kata/kalimat) dalam bentuk tulisan/ huruf serta penggunaan tanda baca.

10.   Teks :
Tulisan sebagai bahan bacaan yang di dalamnya terdapat kata, istilah, dan pokok permasalahan atau ide.


GAGASAN UTAMA TIAP PARAGRAF
Ringkasan materi:
Program ini membahas tentang gagasan utama tiap paragraf.

Gagasan utama adalah
Pokok persoalan yang yang dibahas dalam paragraf. Pembahasan diawali dengan penjelasan gagasan utama paragraf, kalimat utama, letak kalimat utama, jenis-jenis paragraf, dan menemukan gagasan utama melalui kalimat utama baik yang tersurat maupun yang tersirat.

Kalimat utama adalah :
tempat gagasan utama disampaikan.

Letak kalimat utama :
Awal, akhir, awal-akhir, dan tersebar.

Paragraf deduktif :
Paragraf yang letak kalimat utama pada awal paragraf (umum-khusus)

Paragraf induktif :
Paragraf yang letak kalimat utama pada akhir paragraf (khusus-umum)

Paragraf deduktif-induktif :
Paragraf yang letak kalimat utama pada awal dan akhir paragraf.

Paragraf deskriptif :
Paragraf yang letak kalimat utamanya tersirat.

Cara menemukan kalimat utama adalah dengan mengajukan pertanyaan tentang apa yang dibahas dalam paragraf itu.

MERINCI GAGASAN UTAMA

Ringkasan materi :
Program ini mengajak kita untuk memahami dan menemukan gagasan utama, yang meliputi rincian gagasan utama, fungsi gagasan utama, jenis-jenis dan pengertian paragraf, kemudian menganalisis karakter gagasan utama. Langkah selanjutnya adalah mengungkapkan rincian gagasan utama dari tiap paragraf.

Cara memahami teks bacaan :
a.       Temukan gagasan utama sebagai kata kunci
b.      Temukan gagasan penjelas (yang menjelaskan gagasan utama/ menerangkan informasi yang terdapat pada gagasan utama)
c.       Dalam satu paragraf mempunyai minimal dua gagasan penjelas.

Contoh gagasan penjelas :
a.       Teknologi mempermudah pekerjaan manusia
b.      Teknologi meningkatkan kesejahteraan hidup
c.       Teknologi selalu dikembangkan untuk menjawab kebutuhan


Contoh kalimat utama :

Pohon pisang sangat bemanfaat

Kalimat penjelas :
a.       Pohon pisang bukan hanya buahnya yang bermanfaat juga daunnya untuk membungkus.
b.      Dalam upacara pesta pernikahan di Jawa selalu memakai pisang sebagai buah-buahan.

PENGERTIAN PARAGRAF DAN MENGARANG

a.       Paragraf :
Karangan yang terbentuk dari beberapa kalimat yang saling berhubungan dan mempunyai satu pikiran utama yang menjiwai seluruh karangan.
b.      Mengarang:
Menyusun atau mengorganisasikan buah pikiran atau ide-ide dalam rangkaian kalimat logis dan terpadu.


JENIS-JENIS KARANGAN

a.       Narasi/cerita:
Karangan yang menyajikan serangkaian kejadian/peristiwa yang biasa disusun berdasarkan urutan waktu yang dapat berupa kejadian yang sebenarnya atau khayalan (imajinasi) misalnya : dongeng, biografi, novel, hikayat, roman, kisah dan lain-lain.
b.      Eksposisi/paparan :
Pengembangan suatu gagasan dengan memberikan penjelas/ keterangan, contoh surat lamaran, laporan, iklan dan lain-lain.
c.       Deskripsi/lukisan :
Jenis karangan yang melukiskan sesuatu, mengemukakn sifat tingkah laku seseorang, suasana atau keadaan suatu tempat, digunakan untuk lukisan kesan yang kita peroleh.
d.      Argumentasi :
Karangan yang mengemukakan alasan atau argumen disertai contoh dan bukti yang kuat dan dapat pula disebut persuasi.

Sumber tema dapat diperoleh dari :
a.       Pengalaman
b.      Daya khayal/ imajinasi
c.       Pendapat
d.      Pengamatan

Prinsip dasar menyampaikan kritik :
a.       Hasil pengamatan mendalam dan proses berfikir kritis
b.      Berisi pandangan yang berbeda terhadap suatu hal
c.       Disertai dengan  pertimbangan baik dan buruk
d.      Menuju ke arah perbaikan
e.      Disampaikan dengan bahasa yang santun

Contoh :
a.       Tanggapan yang tidak tepat :
-          Menurut aku, paragraf yang dibuat Sri salah besar
-          Tema yang dilukiskan salah besar
b.      Tanggapan yang tepat :
-          Menurut saya, ide atau gagasan tema sudah benar.sebagai paragraf jenis campuran sudah benar karena kalimat utama terletak di awal dan di akhir paragraf.
-          Tema cinta pada tanah air sudah bagus sekali.
-          Kekurangan pada karangan ini, hanyalah menyebutkan jenis karangan, karena ini lebih tepat disebut narasi daripada argumentasi.
-          Gagasan utama tentang guru, bukan tanah air.

TUGAS !

Carilah beberapa teks wacana/bacaan secara berkelompok. Masing-masing kelompok mengidentifikasi gagasan utama tiap paragraf. Kemudian tiap kelompok memberikan kritik isi teks bacan berdasarkan gagasan utama yang kamu temukan dalam bacaan tersebut.


Selamat belajar dan sukses


Sumber : buku Bahasa Indonesia Bahan penyerta untuk siswa MTs/SMP kelas III semester 1,Depdiknas Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan ,2007





Jumat, 28 September 2012

Pentingkah alat pendidikan?






ALAT-ALAT PENDIDIKAN

Di dalam ilmu pendidikan, usaha atau perbuatan pendidik yang ditujukan untuk melaksanakan tugas  mendidik itu disebut juga alat pedidikan. Bahwa penggunaan alat pendidikan bukan hanya soal teknis, melainkan mempunyai sangkut paut yang erat sekali dengan pribadi yang menggunakan alat tersebut. Pendidik (pribadi) itu hendaknya menyesuaikan diri dengan tujuan yang terkandung dalam alat itu. Penggunaan dan pelaksanaan alat itu hendaknya betul-betul timbul dari pribadi yang menggunakan alat itu ( si pendidik).

Dalam memilih alat pendidikan harus memperhatikan 4 syarat sebagai berikut :
1.       Tujuan apakah yang hendak dicapai dengan menggunakan alat itu
2.       Siapa yang menggunakan alat itu
3.       Anak didik mana yang dikenai alat itu
4.       Bagaimana menggunakan alat itu

ALAT PENDIDIKAN YANG PENTING ANTARA LAIN :

Ø  PEMBIASAAN DAN PENGAWASAN
Ø  PERINTAH DAN LARANGAN
Ø  GANJARAN DAN HUKUMAN

*       Pembiasaan
Pembiasaan adalah salah satu alat yang penting terutama bagi anak yang masih kecil. Anak kecil belum menginsafi apa yang dikatakan itu baik atau buruk, belum mempunyai kewajiban yang harus dikerjakan seperti orang dewasa tetapi mempunyai hak seperti dipelihara dan diberi perlindungan juga hak mendapat pendidikan. Anak kecil cepat melupakan apa yang sudah atau baru terjadi dan beralih kepada hal baru yang ingin diketahuinya.
Oleh karena itu sebagai pangkal pendidikan pembiasaan adalah sangat penting.
Pembiasaan yang baik penting artinya bagi pembentukan watak anak, dan juga berpengaruh kepada anak itu sampai hari tuanya. Menanamkan pembiasaan cukup sulit dan kadang-kadang memakan waktu cukup lama. Akan tetapi, segala sesuatu yang telah menjadi kebiasaan sulit juga kita ubah. Maka, lebih baik kita menjaga anak-anak kita supaya mempunyai kebiasaan yang baik daripada terlanjur memiliki kebiasaan yang tidak  baik.

Pembiasaan dapat lekas tercapai dan baik hasilnya, harus memenuhi beberapa syarat tertentu, antara lain :
a.      Mulailah pembiasaan itu sebelum terlambat, sebelum anak itu mempunyai kebiasaan yang lain yang berlainan dengan hal-hal yang akan dibiasakan.
b.       Pembiasaan hendaknya terus menerus (berulang) dijalankan secara teratur sehingga akhirnya menjadi suatu kebiasaan yang otomatis, maka dibutuhkan pengawasan.
c.    Pendidikan hendaknya konsekuen, bersikap tegas dan tetap teguh terhadap pendiriannya yang telah diambilnya.
d.       Pembiasaan yang mula-mula mekanistis itu harus makin menjadi pembiasaan yang disertai kata hati anak itu sendiri.
Hal itu mungkin jika disertai pula dengan penjelasan dan nasihat dari pendidikan sehingga makin lama timbullah pengertian dalam diri anak didik. Kita masih ingat bahwa anak adalah makhluk yang mempunyai kata hati dan tujuan pendidikan ialah memimpin anak agar mereka kelak dapat berdiri sendiri dan bertanggung jawab sendiri.

*       Pengawasan

Pembiasaan yang baik memerlukan pengawasan, demikian aturan atau larangan dapat berjalan dan ditaati dengan baik jika disertai dengan pengawasan yang terus menerus artinya pendidikan hendaknya konsekuen. Apa yang telah dilarang hendaknya selalu dijaga jangan sampai dilanggar dan apa yang telah diperintahkan jangan sampai diingkari.
Pengawasan penting sekali dalam mendidik anak-anak,tanpa pengawasan berarti membiarkan anak berbuat sekehendaknya, anak tidak dapat membedakan mana baik atau buruk, tidak mengetahui mana yang harus dihindari atau tidak senonoh, mana yang boleh dan harus dilaksanakan dan mana yang berbahaya  atau tidak. Jika anak dibiarkan tumbuh sendiri menurut alamnya, akan menjadi manusia yang hidup menurut nafsunya saja, kemungkinan besar anak itu menjadi tidak patuh dan tidak dapat mengetahui ke mana arah tujuan hidup yang sebenarnya.
Pengawasan itu tentu saja dilakukan oleh pendidk dengan mengingat usia anak-anak, makin besar anak itu makin berkurang pengawasannya sehingga anak dapat bertanggung jawab atas tindakan dan perbuatannya.
Jadi dalam hal ini, harus ada perbandingan antara pengawasan dan kebebasan. Tujuan mendidik adalah membentuk anak supaya akhirnya dapat berdiri sendiri dan bertanggung jawab sendiri atas perbuatannya, mendidik ke arah kebebasan. Makin besar anak itu makin dikurangi pengawasan terhadapnya dan sebaliknya makin diperbesar kebebasan yang diberikan kepadanya.

*       Perintah

Perintah bukan hanya apa saja yang keluar dari mulut seseorang yang harus dikerjakan oleh orang lain, melainkan dalam hal ini termasuk pula peraturan umum yang harus ditaati oleh anak-anak. Tiap perintah dan peraturan dalam pendidikan mengandung norma kesusilaan, jadi bersifat memberi arah atau mengandung tujuan ke arah perbuatan susila.
Tentu saja suatu perintah atau peraturan itu mudah ditaati oleh anak-anak jika pendidik menaati dan hidup menurut peraturan itu,jika apa yang harus dilakukan oleh anak-anak itu sebenarnya sudah dimiliki dan menjadi pedoman pula bagi hidup si pendidik. Berarti contoh dan teladan baik yang disengaja atau tidak  merupakan alat pendidikan.

Syarat memberi perintah :
·         Terang dan singkat,jangan terlalu banyak komentar sehingga mudah dimengerti
·         Sesuaikan dengan keadaan dan usia anak, menurut kesanggupannya.
·         Kadang perlu mengubah perintah menjadi perintah yang lebih bersifat permintaan  sehingga tidak keras kedengarannya.
·         Tidak terlalu berlebihan, hemat akan perintah.
·         Pendidik harus konsekuen, perintah berlaku utuk semua anak.
·         Perintah yang bersifat mengajak , pendidik turut melakukannya sehingga anak melakukannya dengan gembira.

*       Larangan

Umumnya di dalam rumah tangga larangan merupakan alat mendidik satu-satunya yang lebih banyak dipakai oleh ibu dan bapak terhadap anak-anaknya, sebenarnya pendapat itu tidak benar. Jika anak mendapatkan larangan sejak kecil akan terhambat perkembangan jasmani dan rohaninya, misalnya anak akan bersikap :
-          Keras kepala atau melawan
-          Pemalu dan penakut
-          Perasaan kurang harga diri
-          Kurang bertanggung jawab
-          Pemurung atau pesimis
-          Acuh tak acuh terhadap sesuatu atau apatis, dan sebagainya.
Oleh karena itu pendidik sebaiknya tidak banyak melarang perbuatan anak-anak, bagi anak yang masih kecil sering lebih berhasil dengan mengubah larangan itu menjadi suruhan atau perintah.
Jadi bukan”He jangan bermain pisau, nanti tersayat jarimu” Melainkan “Nak, coba bawa pisau itu kemari, ibu mau mengiris bawang untuk memasak sayur untukmu.” Atau “ Rupanya anak ibu sudah pandai menyimpan pisau dalam lemari.”
Syarat memberikan larangan :
·         Singkat, sehingga mudah dimengerti
·         Jika mungkin larangan dapat diberi penjelasan singkat
·         Jangan terlalu sering melarang
·       Bagi anak-anak yang masih kecil, larangan dapat dicegah dengan membelokkan perhatian anak –anak kepada sesuatu yang lain yang menarik minatnya.

*       Ganjaran

Adalah salah satu alat pendidikan supaya anak merasa senang karena perbuatanya mendapat penghargaan.
Maksud ganjaran yang terpenting adalah bukan hasil yang dicapai oleh anak, tetapi pendidik bertujuan membentuk kata  hati dan kemauan yang lebih baik.

Ganjaran dan upah
Ganjaran tidak boleh menjadi bersifat sebagai upah (seuatu yang mempunyai nilai sebagai “ganti rugi” dari suatu pekerjaan atau jasa, upah adalah pembayar tenaga dan besar kecilnya memiliki perbandingan tertentu dengan berat ringan pekerjaan.

Macam-macam ganjaran :
-          Guru mengangguk tanda senang
-          Guru memuji
-      Ganjaran dapat diberikan untuk semua anak di kelas, contoh “Karena kalian mengerjakan tugas dengan baik, maka bu guru akan berikan cerita yang sangat menarik”
-   Ganjaran dapat berupa benda, tetapi guru harus bijaksana sehingga tidak berubah tujuan pendidikan.

Syarat memberi ganjaran :
-          Guru mengenal betul muridnya dan dapat menghargai dengan tepat
-          Janganlah ganjaran itu menimbulkan rasa cemburu
-          Hendaklah hemat
-          Jangan menjanjikan terlebih dahulu sebelum muncul prestasinya
-         Guru harus hati-hati, jangan sampai ganjaran itu sebagai upah dari jerih payah yang dilakukannya.

*       Hukuman

Sebagai alat pendidikan, hukuman hendaknya :
-        Senantiasa merupakan jawaban atas pelanggaran
-        Sedikit banyaknya selalu bersifat tidak menyenangkan
-        Selalu mengarah kepada kebaikan, untuk kepentingan anak itu sendiri
Macam-macam hukuman :
-       hukuman preventif, bermaksud untuk mencegah agar tidak terjadi pelanggaran.
-   Hukuman represif , hukuman karena adanya pelanggaran, hukuman diberikan setelah ada pelanggaran.
Catatan :
        Sebenarnya di dalam ilmu mendidik, tidak tepat jika kedua istilah itu (preventif dan represif) hanya dihubungkan dengan hukuman. Lebih sesuai kiranya jika kedua istilah itu dipergunakan untuk menyifatkan alat-alat pendidikan, jadi perintah, larangan, pengawasan, perjanjian dan ancaman adalah alat-alat yang preventif, sedang ganjaran dan hukuman adalah alat yang represif.

William Stern membedakan tiga macam hukuman sesuai tingkat perkembangan anak :
·         Hukuman asosiatif, hukuman yang diberikan karena ada pelanggaran.
·         Hukuman logis, dipergunakan terhadap anak-anak yang telah agak dewasa, anak mengerti bahwa hukuman itu akibat kesalahan yang diperbuatnya, contoh : karena datang terlambat, maka anak ditahan guru di sekolah untuk mengerjakan pekerjaan yang tadi belum diselesaikan.
·         Hukuman normatif, hukuman bermaksud memperbaiki moral anak-anak

Syarat hukuman :
-          Hendaklah dapat dipertanggungjawabkan,tidak sewenang-wenang.
-          Bersifat memperbaiki
-          Tidak bersifat mengancam atau balas dendam
-          Tidak menghukum saat marah
-          Tidak menghukum badan
-        Tidak merusak hubungan baik anak dengan pendidik, perlu adanya kesanggupan memberi maaf   dari pendidik.

Daftar pustaka
Purwanto,M.Ngalim.2007.Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis.Bandung:PT Remaja Rosdakarya. Cet.7