HPP
TEKS
BERITA
KOMPETENSI
DASAR (KD)
3.1 Mengidentifikasi
unsur-unsur teks berita (membanggakan dan memotivasi) yang didengar
dan dibaca.
|
4.1 Menyimpulkan
isi dari berita (membanggakan dan memotivasi) yang dibaca dan didengar.
|
3.2 Menelaah struktur dan
kebahasaan teks berita (membanggakan dan memotivasi) yang didengar dan dibaca berita
|
4.2 Menyajikan data, informasi dalam bentuk berita secara lisan dan tulis dengan memperhatikan
struktur, kebahasaan, atau aspek lisan (lafal, intonasi, mimik,
kinesik).
|
MATERI PEMBELAJARAN
Pengertian teks berita
Unsur-unsur berita (5 W + 1H)
Ringkasan dan penyimpulan berita.
Langkah-langkah menyimpulkan pokok-pokok berita.
Tanggapan terhadap isi berita.
Struktur teks berita
- Kepala berita (lead)
- Tubuh berita
- Ekor berita
Kaidah-kaidah
kebahasaan teks berita.
Bahasa baku dan tidak baku (pengayaan)
PENGERTIAN
Pengertian Teks Berita
Berita
berasal dari istilah bahasa Sansekerta yaitu “Vrit” yang jika di translate
dalam bahasa Inggris menjadi “Write” yang mempunyai makna ada atau terjadi. Ada
juga yang menyebut dengan Vritta yang bermakna kejadian atau peristiwa
terhangat. Kebanyakan, berita bisa diartikan sebagai suatu laporan yang cepat
tentang fakta atau ide terbaru yang benar, penting dan menarik untuk masyarakat
umumnya.
Definisi
lain dari berita adalah suatu informasi atau informasi tentang sesuatu yang
baru terjadi atau sedang terjadi, tersaji berupa cetak, siaran, internet atau
bisa juga dari mulut ke mulut kepada orang lain atau orang banyak.
Pengertian
berita menurut Wikipedia adalah informasi baru atau informasi mengenai sesuatu
yang sedang terjadi, disajikan lewat bentuk cetak, siaran, internet, atau dari mulut
ke mulut kepada orang ketiga atau orang banyak.
Pengertian
berita menurut KBBI adalah cerita atau keterangan mengenai kejadian atau
peristiwa yang hangat; kabar.
Unsur-unsur berita (5 W + 1H) meliputi:
- What (apa)
- Where (dimana)
- When (kapan)
- Who (siapa)
- Why (mengapa)
- How (bagaimana)
Dalam bahasa Indonesia, untuk memudahkan penghapalan ke 6 unsur
ini maka dikenal singkatan ADIKSIMBA yang merupakan kependekan dari “Apa
DImana Kapan SIapa Mengapa BAgaimana.
Ringkasan dan penyimpulan
berita.
Nah pada kesempatan kali ini, kita akan belajar mengenai cara
membuat ringkas-an teks berita dan nonberita beserta contohnya. Namun sebelum
itu, tahukah ka-lian apa perbedaan teks berita dan nonberita? Jika belum tahu,
berikut kami saji-kan daftar perbedaan antara teks berita dan nonberita.
Perbedaan
Teks Berita dan Nonberita
Teks
Berita
|
Teks
Nonberita
|
Faktual dan aktual
|
Faktual
|
Dibuat oleh wartawan
|
Dibuat oleh ahli di bidangnya
|
Susunan piramida terbalik
(menjelaskan hal pokok di awal
|
Induktif (hal pokok di akhir)
|
Bahasa komunikatif, formal dan baku
|
Bahasa sesuai dengan jenis teks
|
Tidak mencantumkan opini pribadi
(objektif)
|
Mencantumkan opini pribadi
(subjektif)
|
Cara
Membuat Ringkasan Teks Berita
Untuk membuat ringkasan mengenai siaran atau informasi
yang berupa berita, kalian harus menemukan pokok-pokok isi berita tersebut.
Pokok-pokok isi berita dapat kalian temukan dengan menggunakan 6 pertanyaan
pokok (5W + 1H), yaitu:
Ø What (Apa)
Contoh: Apa yang sedang terjadi?
Ø Where (Dimana)
Contoh: Dimana kejadian tersebut berlangsung?
Ø Why (Mengapa)
Contoh: Mengapa hal tersebut bisa terjadi?
Ø Who (Siapa)
Contoh: Siapakah yang terlibat dalam kejadian tersebut?
Ø When (Kapan)
Contoh: Kapan kejadian tersebut berlangsung?
Ø How (Bagaimana)
Contoh: Bagaimana kronologi kejadian tersebut?
Keenam
pertanyaan tersebut biasanya ditempatkan di bagian awal teks berita. Bagian
awal berita ini juga sering disebut lead. Lead memaparkan
klimaks kejadian secara ringkas, lengkap, dan jelas. Untuk lebih jelas dalam
menerapkan 6 pertanyaan pokok 5W + 1H dalam membuat ringkasan teks berita
Langkah-langkah menyimpulkan
pokok-pokok berita.
Cara Menyimpulkan Berita
Seorang
yang menyimak berita dikatakan dapat memahami isi berita yang disampaikan
apabila ia dapat mengungkapkan pokok-pokok isi berita serta dapat mengemukakan
inti sari berita tersebut kembali. Pokok-pokok isi atau inti sari berita dapat
kalian simpulkan dengan menguraikan unsur-unsur kelengkapan berita.
Bacalah teks berita berikut!
Pemirsa, wabah demam berdarah mulai berjangkit di
Kota Padang, Sumatra Barat. Tercatat 24 orang warga Kota Padang terkena demam
berdarah. Sementara itu di Denpasar, Bali, wabah demam berdarah telah menelan
korban 1 orang, dan kini 56 orang pasien dirawat di Rumah Sakit Umum Sangklah,
Kuta, Denpasar.
Kasus demam berdarah yang berjangkit di Kota Padang
ditemui di tiga kecamatan dari 11 kecamatan yang ada. Berdasarkan pantauan
petugas, 24 pasien yang masuk rumah sakit rata-rata berasal dari Kecamatan
Kuranji, Kecamatan Kuto Tangah, dan Kecamatan Bungas Buluspulutabu.
Namun, di RSU Pusat Mohamad Jamil Padang ditemui
juga beberapa pasien yang berasal dari luar Provinsi Sumatra Barat, yakni dari
Pekanbaru, Riau. Dari pantauan, jumlah korban yang masih dirawat di RSUP
Mohamad Jamil Padang tinggal 8 orang dari 13 orang yang masuk sejak awal
Januari.
Sementara
di Rumah Sakit Yos Sudarso, jumlah pasien yang dirawat tinggal 3 orang dari 8
pasien yang masuk. Penyakit demam berdarah juga telah menyerang warga Kota
Denpasar dan sekitarnya sejak awal bulan Januari.
Satu pasien demam berdarah telah meninggal dunia berumur 32 tahun. Dia berasal dari Jember. Ada 56 pasien telah menjalani rawat inap di Rumah Sakit Umum Sangklah, Denpasar. Kini jumlah pasien yang masih dirawat di sejumlah bangsal RSU Sangklah tinggal 25 pasien.
Umumnya,
penderita masih didominasi golongan usia dewasa. Di ruang rawat intensif khusus
masih dipenuhi pasien demam berdarah.
(Sumber: Berita SCTV, Januari
2005,
dengan pengubahan)
Jawablah
pertanyaan-pertanyaan berikut!
1.
Apa
isi pokok berita tersebut?
2. Siapa yang terkait atau terlibat dalam
peristiwa yang menjadi isi berita tersebut?
3. Di mana peristiwa dalam berita tersebut
terjadi?
4.
Kapan
peristiwa itu terjadi?
5.
Mengapa
hal atau peristiwa tersebut dapat terjadi?
6.
Bagaimana
kejadian peristiwa tersebut?
Tanggapan terhadap isi berita.
Asdikamba atau adiksimba (bahasa Inggris: 5W+1H) adalah pertanyaan
yang jawabannya dianggap sebagai dasar pengumpulan informasi atau dalam
memecahkan masalah. Suatu laporan dapat dianggap lengkap bila dapat menjawab
pertanyaan yang menggunakan kata tanya sebagai
berikut:
- Apa atau what merupakan unsur berita yang mengacu pada apa peristiwa atau kejadian yang terjadi. Dari contoh teks berita di atas, yang merupakan unsur apa atau what
- Siapa atau who adalah unsur berita yang mengacu pada siapa yang mengalami peristiwa atau kejadian itu. Dari contoh teks berita di atas, yang merupakan unsur siapa atau who
- Di mana atau where adalah unsur berita yang mengacu pada tempat terjadinya peristiwa atau kejadian.
- Kapan atau when adalah unsur berita yang mengacu pada waktu terjadinya peristiwa atau kejadian. Dari contoh teks berita di atas, yang merupakan unsur kapan atau when
- Mengapa atau why adalah unsur berita yang mengacu pada alasan peristiwa atau kejadian itu terjadi.
- Bagaimana atau how adalah unsur berita yang mengacu pada proses terjadinya peristiwa atau kejadian.
Pertanyaan tersebut haruslah faktual — agar
sempurna, semua fakta yang terjadi apa adanya harus disertakan dalam laporan. Yang
penting, tidak ada pertanyaan yang hanya dapat dijawab "ya atau
tidak", "benar atau salah", dan sebagainya.
Struktur teks berita
- Kepala berita (lead)
Lead lazim disebut teras berita. Biasanya, lead ditulis pada
paragraf pertama sebuah berita. Bagian ini merupakan unsur yang paling penting
dari sebuah berita karena menentukan apakah isi berita akan di baca atau tidak.
Intinya, Lead adalah
sari pati sebuah berita yang melukiskan seluruh berita secara singkat.
- Tubuh berita
Bagian
ini merupakan inti dari teks berita. Tubuh berita merupakan kelanjutan isi berita
yang dapat memberitahukan secara lebih rinci tentang keseluruhan peristiwa atau
informasi yang diberitakan.
- Ekor berita
Ekor berita, merupakan bagian akhir
dalam suatu berita. Pada ekor berita diisi dengan kesimpulan dari
isi berita
Kaidah-kaidah kebahasaan teks
berita.
Verba transitif
Verba
transitif merupakan verba yang dapat diubah ke bentuk pasif.
Verba atau kata kerja transitif adalah kata kerja
yang memerlukan objek atau pelengkap dalam kalimatnya. Verba transitif
berbeda dengan kata kerja intransitif, karena verba transitif bisa dirubah
menjadi bentuk pasif dimana tidak berlaku untuk kata kerja intransitif.
Contoh
Aril sedang membaca ayat Al-Qur’an.
Bandi membersihkan kepiting di dapur.
Citra menyiram
bunga di taman.
Verba pewarta
Verba
pewarta adalah verba yang mengindikasikan suatu percakapan.
Contoh:
Dalam tayangan televisi di Iran, Wakil Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araqchi
mengatakan bahwa pertemuan di Geneva, Swiss, itu juga membahas sanksi yang
telah merusak ekonomi negara yang sangat bergantung pada minyak tersebut.
Adverbia atau kata keterangan
Adveria adalah kelas kata yang memberikan
keterangan kepada kata lain.
Konjungsi temporal
Konjungsi temporal adalah
kata hubung yang berhubungan dengan waktu.
Contoh : kemudian, setelah, akhirnya.
Kalimat langsung
Kalimat langsung adalah sebuah kalimat yang
merupakan hasil kutipan langsung dari pembicaraan seseorang yang sama persis
seperti apa yang dikatakannya.
Kalimat tidak langsung
Kalimat tidak langsung adalah kalimat yang
melaporkan atau memberitahukan perkataan orang lain dalam bentuk kalimat
berita.
Bahasa yang digunakan:
- Baku dan sederhana
- Menarik
- Singkat, padat dan lugas
- Komunikatif
- Netral atau objektif
- Bahasa baku dan tidak baku (pengayaan)
Pengertian kata baku
adalah kata yang digunakan dan telah sesuai dengan kaidah atau pedoman bahasa
yang sudah ditentukan. Pengertian kata baku ini merupakan suata kata yang
aturan dan ejaan kaidah bahasa
Indonesianya sudah benar serta bersumber dari bahasa baku yakni Kamus Besar
Bahasa Indonesia (KBBI).
Biasanya, kata baku digunakan untuk penulisan
ataupun pengungkapan kata-kata yang bersifat resmi baik dalam suatu tulisan
atau dalam pengungkapan kata. Umumnya, kata baku digunakan sesuai dengan kaidah
bahasa Indonesia yang telah ditentukan sebelumnya.
Sedangkan suatu kata dianggap tidak baku apabila
kata yang digunakan tidak sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia. Tidak bakunya
sebuah kata tidak hanya diakibatkan oleh salah penulisan saja, melainkan juga
diakibatkan oleh pengucapan yang salah dan juga karena penyusunan suatu kalimat
yang tidak tepat.
Umumnya, kata tidak baku sering diucapkan atau
muncul dalam percakapan sehari-hari.
Kata baku
|
Kata tidak baku
|
Kata baku
|
Kata tidak baku
|
abjad
|
abjat
|
fotosintesis
|
fotosintesa
|
advokat
|
adpokat
|
frasa
|
frase
|
aktif
|
aktip
|
frekuensi
|
frekwensi
|
al quran
|
alquran
|
gaib
|
ghaib
|
apotek
|
apotik
|
geladi
|
gladi
|
asas
|
azas
|
gizi
|
giji
|
atlet
|
atlit
|
griya
|
gria
|
atmosfer
|
atmosfir
|
gua
|
goa
|
baut
|
baud
|
gubuk
|
gubug
|
berpikir
|
berfikir
|
gudeg
|
gudek
|
besok
|
esok
|
hadis
|
hadist
|
bus
|
bis
|
hafal
|
hapal
|
cabai
|
cabe
|
hakikat
|
hakekat
|
cendekiawan
|
cendikiawan
|
hektare
|
hektar
|
cenderamata
|
cinderamata
|
hierarki
|
hirarki
|
daftar
|
daptar
|
hipotesis
|
hipotesa
|
definisi
|
difinisi
|
ijazah
|
ijasah
|
depot
|
depo
|
ikhlas
|
ihlas
|
detail
|
detil
|
influenza
|
influensa
|
diagnosis
|
diagnosa
|
inframerah
|
infra merah
|
diesel
|
disel
|
imbau
|
himbau
|
dipersilakan
|
dipersilahkan
|
indera
|
indra
|
dolar
|
dollar
|
infus
|
inpus
|
ekspor
|
eksport
|
insaf
|
insyaf
|
ekstrem
|
ekstrim
|
isap
|
hisap
|
ekuivalen
|
ekwivalen
|
intelijen
|
inteligen
|
embus
|
hembus
|
intens
|
inten
|
kata baku
|
kata tidak baku
|
interpretasi
|
interprestasi
|
februari
|
pebruari
|
interupsi
|
intrupsi
|
film
|
filem
|
islamiah
|
islamiyah
|
fisik
|
phisik
|
istigfar
|
istighfar
|
fondasi
|
pondasi
|
istri
|
isteri
|
formal
|
formil
|
itermeso
|
intermezo
|
foto
|
photo
|
izin
|
ijin
|
frekuensi
|
frekwensi
|
jadwal
|
jadual
|
gizi
|
gisi
|
jagat
|
jagad
|
gladi
|
geladi
|
jemaah
|
jamaah
|
hafal
|
hapal
|
jenazah
|
jenasah
|
hak
|
haq
|
jenderal
|
jendral
|
hakikat
|
hakekat
|
judo
|
yudo
|
hierarki
|
hirarki
|
junior
|
yunior
|
hipotesis
|
hipotesat
|
justru
|
justeru
|
ijazah
|
ijasah
|
kaidah
|
kaedah
|
ikhlas
|
ihlas
|
kanker
|
kangker
|
imbau
|
himbau
|
karena
|
karna
|
indera
|
indra
|
karier
|
karir
|
insaf
|
insyaf
|
karisma
|
kharisma
|
istri
|
isteri
|
katalisis
|
katalisa
|
izin
|
ijin
|
kedaluwarsa
|
kadaluwarsa
|
jadwal
|
jadual
|
kedelai
|
kedelei
|
jenazah
|
jenasah
|
kendur
|
kendor
|
jenderal
|
jendral
|
khotbah
|
khutbah
|
justru
|
justeru
|
klien
|
client
|
kaidah
|
kaedah
|
kloter
|
keloter
|
karier
|
karir
|
koboi
|
koboy
|
kata baku
|
kata tidak baku
|
komersial
|
komersil
|
kategori
|
katagori
|
kompleks
|
komplek
|
komplet
|
komplit
|
komplet
|
komplit
|
konferensi
|
konperensi
|
konfirmasi
|
komfirmasi
|
kongres
|
konggres
|
konkret
|
konkrit
|
konkret
|
konkrit
|
konsekuensi
|
konsekwensi
|
kreatif
|
kreative
|
korsleting
|
konsleting
|
kreativitas
|
kreatifitas
|
kosakata
|
kosa kata
|
kualifikasi
|
kwalifikasi
|
kreatif
|
kreatip
|
kualitatif
|
kwalitatif
|
kreativitas
|
kreatifitas
|
kuantitatif
|
kwantitatif
|
kualitas
|
kwalitas
|
kualitas
|
kwalitas
|
kuarsa
|
kwarsa
|
kuitansi
|
kwitansi
|
kuitansi
|
kwitansi
|
kiai
|
kyai
|
kuorum
|
kworum
|
lubang
|
lobang
|
lafal
|
lapal
|
maaf
|
ma’af
|
legalisasi
|
legalisir
|
makhluk
|
mahluk
|
lembap
|
lembab
|
manajemen
|
managemen
|
lubang
|
lobang
|
manajer
|
manager
|
manajemen
|
managemen
|
mencolok
|
menyolok
|
manajer
|
manager
|
menerjemahkan
|
menterjemahkan
|
mangkuk
|
mangkok
|
mengesampingkan
|
menyampingkan
|
mantra
|
mantera
|
merek
|
merk
|
masjid
|
mesjid
|
meterai
|
meterei
|
memengaruhi
|
mempengaruhi
|
metode
|
metoda
|
mengonsumsi
|
mengkonsumsi
|
mesti
|
musti
|
mengubah
|
merubah
|
museum
|
musium
|
menteri
|
mentri
|
motif
|
motip
|
mencolok
|
menyolok
|
motivasi
|
motifasi
|
metode
|
metoda
|
kata baku
|
kata tidak baku
|
miliar
|
milyar
|
nasihat
|
nasehat
|
motif
|
motip
|
november
|
nopember
|
musafir
|
musyafir
|
napas
|
nafas
|
naas
|
nahas
|
objek
|
obyek
|
nakhoda
|
nahkoda
|
paham
|
faham
|
tampak
|
nampak
|
paspor
|
pasport
|
napas
|
nafas
|
pikir
|
fikir
|
nasihat
|
nasehat
|
praktik
|
praktek
|
negatif
|
negatip
|
provinsi
|
propinsi
|
negeri
|
negri
|
risiko
|
resiko
|
nomor
|
nomer
|
rezeki
|
rejeki
|
neto
|
netto
|
saksama
|
seksama
|
notula
|
notulen
|
sekadar
|
sekedar
|
november
|
nopember
|
sekretaris
|
sekertaris
|
objek
|
obyek
|
silakan
|
silahkan
|
objektif
|
obyektif
|
sistem
|
sistim
|
omzet
|
omset
|
subjek
|
subyek
|
organisasi
|
organisir
|
sutera
|
sutra
|
orisinal
|
orisinil
|
syukur
|
sukur
|
paham
|
faham
|
tafsir
|
tapsir
|
palem
|
palm
|
teknik
|
tehnik
|
paradoks
|
paradok
|
teoretis
|
teoritis
|
paramedis
|
paramedi
|
terampil
|
trampil
|
pasfoto
|
pas photo
|
varietas
|
varitas
|
paspor
|
pasport
|
vila
|
villa
|
paviliun
|
pavilion
|
wujud
|
ujud
|
pedas
|
pedes
|
yudikatif
|
judikatip
|
peranti
|
piranti
|
zaman
|
jaman
|
permak
|
vermak
|
zona
|
zone
|
pikir
|
fikir
|
kata baku
|
kata tidak baku
|
produktif
|
produktip
|
abjad
|
abjat
|
produktivitas
|
produktifitas
|
advokat
|
adpokat
|
prototipe
|
prototif
|
afdal
|
afdol
|
proyek
|
projek
|
akhlak
|
ahlak
|
provinsi
|
propinsi
|
aktif
|
aktip
|
putra
|
putera
|
aktivitas
|
aktifitas
|
putri
|
puteri
|
ambeien
|
ambeyen
|
ransel
|
rangsel
|
ambulans
|
ambulan
|
rapi
|
rapih
|
amendemen
|
amandemen
|
rapor
|
rapot
|
analisis
|
analisa
|
rasional
|
rasionil
|
andal
|
handal
|
respons
|
respon
|
amfibi
|
amphibi
|
resistans
|
resistan
|
antena
|
antene
|
reumatik
|
rematik
|
antre
|
antri
|
rezeki
|
rejeki
|
apotek
|
apotik
|
risiko
|
resiko
|
asas
|
azas
|
sah
|
syah
|
astronaut
|
astronot
|
sahih
|
syahih
|
ateis
|
atheis
|
saksama
|
seksama
|
atlet
|
atlit
|
sambal
|
sambel
|
atmosfer
|
atmosfir
|
sanksi
|
sangsi
|
azan
|
adzan
|
saraf
|
syaraf
|
balans
|
balan
|
saus
|
saos
|
balsam
|
balsem
|
sekadar
|
sekedar
|
batalion
|
batalyon
|
sekretaris
|
sekertaris
|
baterai
|
baterei
|
semifinal
|
semi final
|
berandal
|
brandal
|
seprai
|
seprei
|
belum
|
belom
|
sintesis
|
sintesa
|
besok
|
esok
|
sistem
|
sistim
|
biosfer
|
biosfir
|
sistematis
|
sistimatis
|
blanko
|
blangko
|
skala
|
sekala
|
brankas
|
brangkas
|
standardisasi
|
standarisasi
|
budek
|
budeg
|
subjek
|
subyek
|
bujet
|
budjet
|
survei
|
survey
|
bus
|
bis
|
sutra
|
sutera
|
cabai
|
cabe
|
syahid
|
sahid
|
capai
|
capek
|
syukur
|
sukur
|
cedera
|
cidera
|
tafsiran
|
tapsiran
|
cendekiawan
|
cendikiawan
|
teknik
|
tehnik
|
cendera mata
|
cinderamata / cenderamata
|
teknisi
|
tehnisi
|
cengkeram
|
cengkram
|
teknologi
|
tehnologi
|
cengkih
|
cengkeh
|
teladan
|
tauladan
|
cokelat
|
coklat
|
telepon
|
telpon
|
daftar
|
daptar
|
tenteram
|
tentram
|
debitur
|
debitor
|
teoretis
|
teoritis
|
dekret
|
dekrit
|
terampil
|
trampil
|
depot
|
depo
|
terima kasih
|
terimakasih
|
detail
|
detil
|
tesis
|
thesis
|
deviasi
|
defiasi
|
tim
|
team
|
diagnosis
|
diagnosa
|
tobat
|
taubat
|
diskotek
|
diskotik
|
tradisional
|
tradisionil
|
distilasi
|
destilasi
|
transpor
|
transport
|
dolar
|
dollar
|
tripleks
|
triplek
|
drainase
|
drainage
|
trofi
|
tropi
|
dramatisasi
|
dramatisir
|
urgen
|
urgent
|
durian
|
duren
|
urine
|
urin
|
efektif
|
efektip
|
ustaz
|
ustad / ustadz
|
ekstra
|
extra
|
utang
|
hutang
|
ekstrem
|
ektrim
|
varietas
|
varitas
|
ekstremis
|
ekstrimis
|
wali kota
|
walikota
|
ekstrover
|
ektstrovert
|
yudikatif
|
judikatif
|
elite
|
elit
|
yudisial
|
judisial
|
embus
|
hembus
|
yurisdiksi
|
jurisdiksi
|
esai
|
esei
|
zaman
|
jaman
|
faksimile
|
faksimil
|
zamzam
|
zam-zam
|
februari
|
pebruari
|
zina
|
jinah
|
fondasi
|
pondasi
|
zona
|
zone
|
struktur teks
berita yaitu:
- Orientasi Berita yaitu berisi pembuka dari peristiwa yang diberitakan di teks berita tersebut. Umumnya tertera penjelasan singkat mengenai berita yang sedang dibahas.
- Peristiwa yaitu berisi tentang proses kejadian dari awal sampai akhir berdasarkan peristiwa yang terjadi dan menjelaskan berdasarkan fakta yang ada.
- Sumber Berita yaitu dari mana asal sumber berita tersebut muncul. Sumber berita tidak selamanya ditulis dibagian akhir berita.
LAMPIRAN
Contoh
Teks Berita yang Membanggakan dan Memotivasi
Rajin Puasa, Ade Jadi
Juara Olimpiade Matematika
SURABAYA - Rupanya ketekunan Dhia Fairuz Shabrina, siswi SD Muhammadiyah 4 Pucang membuahkan hasil. Putri kedua pasangan Hery Abiyoso dan Endang Irawati dua kali menjuarai Olimpiade Matematika. Otomatis, pretasinya itu membawa harum nama Indonesia di kancah Internasional.
Dua kompetisi bergengsi itu adalah Internasional Mathematics Contest (IMC) di Singapura tahun 2010 dan. Wizard at Internasional Mathematics Competition (Wizmics) di Lucknow, India pada 2011 ini.
Untuk
menghadapi kompetisi itu, gadis bertubuh ceking ini mengaku tidak banyak
persiapan. "Saya hanya seminggu berlatih sebelum mengikuti lomba matematika
di India. Sedangkan untuk belajar seperti biasanya," kata gadis yang akrab
disapa Ade ini saat ditemui di sekolahnya, Jalan Pucang Anom, Surabaya, Jumat
(28/10/2011).
Materi yang
dipelajari adalah menyangkut geometri, aritmetika dan aljabar. Meski di
usia belia ini ternyata Ade rajin berpuasa sunnah Senin dan Kamis. "Ya
kata mama kalau rajin puasa sunnah itu keinginan akan tercapai," tuturnya.
Selebihnya,
gadis yang duduk di kelas 6 ini mengaku tidak ada yang istimewa dalam belajar.
Bahkan tak hanya materi matematika saja yang dipelajari. Gadis kelahiran 6 Juli
2000 lalu itu juga menyempatkan untuk membaca novel dan komik. "Rutinitas
belajar biasanya habis salat magrib. Itu pun tidak lama hanya 2 jam-an. Kalau
pulang sekolah ya kadang-kadang lihat televisi," akunya.
Dia
menjelaskan, saat adu cerdas di India itu, Ade bersama Timnya berhasil
menyingkirkan ratusan peserta dari berbagai negara. Seperti dari negara India,
Filipina, Afrika Selatan, China dan Thailand. Tim tersebut terdiri-dari 4 siswa.
Di Kejuaraan itu, Indonesia mengirimkan 8 Tim. Sebelum berangkat ke India Tim
ini dikarantina di Bogor selama 4 hari untuk pemantapan.
Kepala Sekolah SD Muhammad 4, Sholihin, mengatakan pihaknya bangga dengan keberhasilan muridnya yang meraih prestasi internasional. "Kita semua ikut bangga atas keberhasilan Dhia Fairuz Shabrina. Kita berharap ini akan menjadi penyemangat bagi teman-teman lainnya," tegas Sholihin.
(abe)
Kepala Sekolah SD Muhammad 4, Sholihin, mengatakan pihaknya bangga dengan keberhasilan muridnya yang meraih prestasi internasional. "Kita semua ikut bangga atas keberhasilan Dhia Fairuz Shabrina. Kita berharap ini akan menjadi penyemangat bagi teman-teman lainnya," tegas Sholihin.
(abe)
Siswa SMP Gunakan Laba-Laba untuk Mencari Sumber Air
Kamis, 16 Oktober 2014 - 17:48 WIB
BANTUL -
Dua siswa SMP Negeri 2 Bantul, Yogyakarta, Muhammad Adam Prabasunu (14) dan
Panji Kusumo (15) memiliki cara tersendiri untuk mencari sumber air pada saat
kekeringan. Mereka memanfaatkan hewan laba-laba raksasa (Nephila
maculata) untuk menunjukkan lahan yang memiliki kandungan air.
"Selama
lima bulan kami melakukan pengamatan terhadap sarang laba-laba raksasa. Kami
terus mengamati," tandas Adam saat hendak menemui Bupati Bantul Sri Surya
Widati, Kamis (16/10/2014).
Setelah
berbulan-bulan mengamati perilaku laba-laba, ternyata sarang hewan tersebut banyak
ditemukan di daerah yang memiliki kandungan air cukup banyak.\
"Kami
melakukan pengamatan di Kampung Panji yang ada di Banyon Pendowoharjo, Sewon,
Bantul," kata Adam. Namun, siapa sangka, selain mampu membantu orang lain
menemukan sumber mata air, ternyata keduanya juara II lomba penulisan karya
ilmiah tingkat nasional.
Dari berbagai sumber