KATA
Kata
adalah kesatuan-kesatuan yang terkecil yang diperoleh sesudah sebuah kalimat
dibagi atas bagian-bagiannya dan yang mengandung suatu ide ,atau kata adalah
gabungan (kumpulan) huruf-huruf (fonem) yang mengandung arti. Dalam membahas
suatu kata, perlu ditinjau dari dua aspek, yaitu berdasarkan jenis kata dan
berdasarkan bentuknya.
A. Jenis kata
Pembagian
jenis kata menurut tata bahasa tradisonal dibagi menjadi 10 jenis , antara lain
:
1. kata benda (numeralia)
|
6. kata
bilangan (numeralia)
|
2. kata kerja (verba)
|
7. kata
sambung (konjungsi)
|
3. kata sifat (adjektiva)
|
8. kata
depan (preposisi)
|
4. kata ganti (pronominal)
|
9. kata
seru (interjecsi)
|
5. kata keterangan (adverbial)
|
10.kata sandang (articula)
|
Berikutnya pembahasan kata benda,
kata kerja, kata sifat, kata ganti, kata keterangan.
1. Kata benda atau nomina
Kata
benda adalah nama dari sebuah benda dan segala yang dibendakan. Kata benda
menurut wujudnya dibagi atas : (a) kata benda konkrit dan (b) kata benda
abstrak. Kata benda konkrit adalah nama dari benda-benda yang dapat ditangkap
dengan pancaindra, sedangkan kata benda bastrak adalah nama benda-benda yang
tidak dapat ditangkap dengan pancaindra. Kata benda berdasarkan bentuknya
terdiri atas kata benda dasar dan kata benda turunan.
Contoh kata benda dasar : rumah, api, batu, Galang, dan lain-lain.
Contoh kata benda berimbuhan : pelari,
makanan, perumahan, perbuatan, dan lain-lain.
Kedua contoh di atas ( kata benda
dasar, maupun berimbuhan) dapat mengandung ctruktur yang sama yaitu dapat diperluas
dengan yang + kata sifat.
|
KB + yang + kata sifat
|
|
Misalnya : rumah yang bagus, api yang
panas, pelari yang cepat, perbuatan yang jujur, Galang yang pintar.
2. Kata kerja atau verba
Kata
kerja atau verba adalah semua kata yang menyatakan perbuatan. Apabila kata kerja memerlukan suatu
pelengkap, maka disebut kata kerja transitif. contoh : memukul,
menangkap, melihat, dan lain-lain. Sedangkan apabila kata kerja tidak
memerlukan pelengkap, maka disebut kata kerja intransitif, contoh :
tidur, pergi, datang, pulang, naik, dan lain-lain. Struktur kata dapat
diperluas menggunakan dengan sebagai berikut :
|
KK + dengan
+ kata sifat
|
|
Misalnya : Ia berjalan dengan cepat
Anak itu tidur dengan nyenyak
Hadiid menyanyi dengan nyaring
3. Kata sifat atau adjectiva
Kata sifat
adalah kata yang menyatakan sifat hal keadaan suatu benda. Misalnya : tinggi,
rendah, lama, baru, dan lain-lain.
Ciri-ciri kata
sifat :
a.
|
Se + perulangan kata dasar + kata sifat
|
|
Misalnya : setinggi-tingginya, serendah-rendahnya, selama-lamanya, dan
lain-lain.
b.
dapat diterangkan oleh kata : paling, lebih, sekali.
Misalnya : tinggi sekali, paling tinggi, lebih tinggi.
4. Kata ganti atau pronominal
Kata ganti
atau pronominal adalah segala kata yang digunakan untuk menggantikan kata benda
atau yang dibendakan. Menurut sifat dan fungsinya dibedakan atas :
a.
Kata ganti orang yang asli dalam bahasa Indonesia adalah :
Kata ganti
|
Tunggal
|
Jamak
|
Orang I
|
Aku, saya
|
Kami, kita
|
Orang II
|
Engkau, kamu
|
Kalian
|
Orange III
|
Dia, beliau
|
Mereka
|
b.
Kata ganti empunya/ milik
Kata ganti empunya adalah semua kata yang menggantikan kata ganti orang
yang kedudukannya sebagai pemilik : ku,
mu, nya, kami, kamu, mereka.
Contoh
: bajuku = baju aku bajumu= baju kamu bajunya
= baju n + ia
c.
Kata ganti penunjuk
Kata ganti penunjuk adalah kata-kata yang menunjukkan dimana terdapat
sesuatu benda.
-
Menunjuk sesuatu di tempat pembicara =
ini
-
Menunjuk sesuatu di tempat lawan pembicara = itu / sana
d. Kata ganti
penanya
Kata ganti penanya adalah kata
yang menanyakan tentang benda, barang atau sesuatu keadaan dan pilihan. Kata
ganti Tanya dalam bahasa Indonesia adalah
apa
|
siapa
|
mengapa
|
di mana
|
kapan
|
bagaimana
|
5. Kata keterangan atau adverbial
Kata
keterangan adalah kata-kata yang memberi tentang :
(1)
kata kerja, (2) kata sifat
(3) kata keterangan, (4) kata bilangan (5) seluruh kalimat.
Kata
keterangan dapat dibagi-bagi berdasarkan arti dan fungsinya dalam kalimat :
Kata keterangan
|
Arti
|
Contoh / kata hubung
|
Cara (kualitatif)
|
Menerangkan suasana / situasi
perbuatan
|
Ia berjalan perlahan-lahan
|
Waktu (temporal)
|
Menunjukkan berlangsungnya
peristiwa
|
Sekarang, nanti, besok,
kemarin, seminggu, bulan depan, sesudah itu, kemudian, dan lain-lain.
|
Tempat
|
Menunjukkan tempat
berlangsungnya peristiwa
|
Di sini, di situ, ke sana, ke
Tulungagung, dari Rejotangan, dan lain-lain.
|
Derajat (kuantitatif)
|
Menjelaskan derajat
berlangsungnya peristiwa/ jumlah dan banyaknya suatu tindakan dan dikerjakan.
|
Satu kali, kira-kira, sedikit,
sering, dua kali, dan lain-lain.
|
Alat (instrumental)
|
Menjelaskan dengan alat apa
suatu proses berlangsung, dinyatakan dengan kata : dengan
+ kata benda
|
Dengan tongkat, dengan pensil
|
Kesertaan (konitatif)
|
Menyatakan keikutsertaan
seseorang dalam suatu perbuatan
|
Dia pergi bersama ibu Hermin
|
Syarat (kondisional)
|
Menerangkan terjadinya suatu
proses berdasar syarat tertentu
|
Jikalau, seandainya, jika, dan
lain-lain
|
Perlawanan (konsesif)
|
Keterangan yang membantah suatu
peristiwa, dan dikatakan terlebih dahulu
|
Meskipun, sungguhpun, biarpun,
biar, jika…….., sekalipun……
|
Sebab (kausal)
|
Memberi penjelasan mengapa
suatu peristiwa telah berlangsung.
|
Sebab, karena, oleh karena,
oleh sebab.
|
Akibat (konsekutif)
|
Menjelaskan akibat
|
Sehingga, oleh karena itu, oleh
sebab itu, maka, dan lain-lain
|
Tujuan (final)
|
Menjelaskan hasil/ tujuan dari
suatu proses
|
Supaya, agar, guna, untuk,
buat, dan lain-lain
|
Perbandingan (komparatif)
|
Membandingkan proses suatu
perbuatan
|
Sebagai, seperti, seakan-akan,
laksana, umpama, bagaikan,…
|
Peristiwa
|
Memberi penjelasan dalam hal
mana saja suatu proses berlangsung dan tidak berlangsung
|
Kecuali, hanya
|
6. Kata bilangan (numeralia)
Kata
bilangan adalah kata yang menyatakan julah benda atau jumlah kumpulan atau
urutan dari nama-nama benda. Menurut sifatnya kata bilangan dibagi atas :
a.
|
Utama
|
Satu, dua, tiga, empat,
seratus, seribu,…
|
|
b.
|
Tingkat
|
Pertama, kedua, kesepuluh,…
Contoh : bangku yang kedua,permainan kesepuluh
|
|
c.
|
Tak tentu
|
Beberapa, segala, semua,
tiap-tiap,…
|
|
d.
|
Kumpulan
|
Kedua, kesepuluh, berdua,
bertiga,…
Contoh : kedua bangku itu,
kesepuluh pemain itu
|
7. Kata sambung atau konjungsi
Kata
sambung adalah kata yang menghubungkan kata-kata, bagian-bagian kalimat atau
menghubungkan kalimat-kalimat.
a. Hubungan setara/
sederajat (koordinatif)
- Menyatakan penambahan : dan,lagi,lagi pula,serta,…
-
Menyatakan berlawanan : tetapi, akan tetapi, melainkan,…
-
Menyatakan pemilihan : atau, baik…. maupun…, …
b. Hubungan
bertingkat (subordinat)
-
Meyatakan waktu :
sesudah, seteah, ketika, sejak ,semenjak, waktu, saat,…
-
Menyatakan syarat : jika, kalau, jikalau, asal (kan), bila,…
-
Menyatakan pengandaian : andai, andaikan, seandainya,…
-
Menyatakan tujuan : agar, supaya, agar supaya, biar,…
- Menyatakan konsesif (perlawanan) : biarpun, meskipun, walaupun,
sungguhpun,…
-
Menyatakan perbandingan : seperti, bagai, bagaikan,seakan-akan, lakana, umpama,…
-
Menyatakan sebab :
sebab, karena, karena itu, sebab itu,…
- Menyatakan penjelasan : bahwa, yakni, yaitu,…
- Menyatakan cara :
dengan
c. Hubungan antar kalimat
menghubungkan
satu kalimat dengan kalimat yang lain. Misalnya:
biarpun demikian, sesudah itu,
tambah pula, selain itu, sesungguhnya, bahwasanya, dengan demikian, akan
tetapi,…
biasanya kata penghubung tersebut
selalu memulai suatu kalimat baru dan huruf pertamanya dimulai dengan huruf
kapital.
e. Hubungan antar paragraf
menghubungkan
paragraf dengan paragraf, misalnya :
dalam
pada itu, adapun, mengenai,sehubungan dengan……
8. Kata depan (preposisi)
Kata
yang merangkaikan kata-kata atau bagian kalimat dengan fngsinya sebagai
pembentuk frase preposisional. 2 macam kata depan yaitu kata depan tunggal dan
kata depan gabungan.
- Kata depan tunggal : di (tempat), ke (tujuan suatu tempat), dari (asal dari tempat), bagi, buat, guna, untuk (peruntukaan), oleh (dianggap pelaku), pada (tempat/waktu), tentang ( ihwal peristiwa), sejak (waktu).
- Kata depan gabungan
-
Dengan imbuhan : bersama/ beserta, menjelang,
menuju, menurut (sumber), sekitar (ruang lingkup-waktu), terhadap (arah).
-
Gabungan : daripada,kepada,selain dari, sampai
dengan/ke (batas waktu)
9. Kata seru atau interjeksi
Kata
tugas yang mengungkapkan rasa hati manusia. Biasanya dipakai di permulaan
kalimat dan diikuti tanda koma, pada umumnya mengacu ke sikap :
-
Bernada negatif :
cis,cih, bah, ih, idih, brengsek,sialan
-
Bernada positif :
Alhamdulillah, insya Allah, syukur, aduhai, amboi, asyik
-
Bernada keheranan : astaghfirullah, masya Allah, ai, lo
-
Bernada netral :
ayo, hai, halo,he,wahai,wah, nah, ah, eh, ah, ya,aduh,hem
10. Kata sandang atau articula
Kata
tugas yang membatasi yang membatasi makna jumlah nomina/ kata benda. Ada 3
kelompok kata sandang : (a) menyatakan tunggal, (b) menyatakan kelompok, (c)
menyatakan makna netral.
(a) menyatakan tunggal
-
Sang :
untuk manusia bermaksud meninggikan derajat
-
Sri :
untuk manusia yang bermartabat tinggi dalam kerajaan
-
Hang :
untuk laki-laki yang dihormati (sastra lama)
-
Dang :
untuk manusia perempuan yang dihormati (sastra lama)
(b) menyatakan kelompok
-
Para :
menegaskan kelompok manusia yang memiliki kesamaan sifat
(c) menyatakan makna netral
-
Si :
untuk mengiringi nama orang, membentuk kata benda dari kata
Sumber materi :
MGMP Bahasa Indonesia.2005. INTISARI KEBAHASAAN DAN SASTRA
INDONESIA untuk SMP. Kota dan Kabupaten Bekasi. Penerbit : Prima Inkreasi. Bab
1. Hal. 1.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tks telah berkunjung,semoga bermanfaat.